Pernah Anjlok Waktu Krisis Moneter, Produsen Baju Koko Sampai Jatuh Bangun Pertahankan Usahanya
Produsen Baju Koko |
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ramadan merupakan ajang tahunan yang digadang-gadang para pedagang maupun pengrajin di Indonesia, termasuk Surabaya, untuk meraup pundi-pundi rupiah.
Satu di antaranya yakni bisnis baju koko.
TribunJatim.com mendatangi sebuah home industri yang memproduksi baju koko khusus laki-laki di Jalan Bulak Banteng 1 No.80, Surabaya, Senin (5/6/2017).
Pemiliknya bernama Maimunah (49), bos dari sebuah produsen pakaian muslim untuk laki-laki sekaligus seorang ibu rumah tangga.
Memulai produksinya pada tahun 1996 silam, bisnis yang telah dijalankannya selama 20 tahun itu tidak selalu berjalan mulus.
Baca: Biaya Satu Kali Produksi Baju Koko Ternyata Bikin Tercengang, Pemiliknya Habiskan Uang Hingga. . .
"Kendala saat memulai banyak ya, mulai dari segi bahan, pemasaran, penjualan, dan yang pasti modal," tutur Maimunah.
Dia menambahkan penjualan di era krisis moneter sempat membuat pupus harapannya terhadap bisnis yang baru saja naik daun tersebut.
"Itu adalah masa paling terpuruk, karena baru mulai banyak orderan. Waktu krismon (krisis moneter) malah tidak ada orderan sama sekali," terangnya sembari menata bahan baku yang digunakan produksi.
Berkat sokongan dan motivasi dari suami serta rekan maupun kerabat, dirinya dapat bangkit dan memulai dari awal lagi usahanya tersebut.
"Alhamdulillah, sekarang sudah kembali normal, malah sampai ampun-ampun nerima orderan saking banyaknya," tutur Maimunah.
Komentar
Posting Komentar